obat
Reaksi obat yang merugikan ternyata umum terjadi – setidaknya 5.000 tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien yang dirawat dengan reaksi obat yang merugikan pada satu waktu. Penyebab terbesar rawat inap terkait reaksi obat yang merugikan adalah aspirin, yang pada beberapa pasien dapat menyebabkan pendarahan di usus. Reaksi obat yang merugikan kini dianggap sebagai masalah perawatan kesehatan yang signifikan. Oleh karena itu, berbagai upaya besar dilakukan untuk mendorong penelitian farmakogenomik guna mengurangi jumlah pasien yang menerima obat yang mungkin memiliki efek berbahaya. Mengapa kita bereaksi secara berbeda terhadap obat-obatan? Untuk memahami mengapa kita semua bereaksi berbeda terhadap obat-obatan, kita perlu mempertimbangkan masalah tersebut dari tingkat genetik. Apa saja faktor genetik utama yang terkait dengan efek obat? Apa pengaruh perbedaan genetik ini terhadap protein fungsional yang dikodekan oleh gen-gen ini? Ada dua cara utama terjadinya efek farmakogenetik:
  • melalui aksi enzim, terutama yang terdapat di hati, yang bertanggung jawab untuk memproses obat-obatan.
  • variasi pada molekul yang menjadi target dan diikat oleh obat.
Enzim di hati kita berperan penting dalam memproses obat-obatan yang kita konsumsi. Misalnya, kodein, obat yang kita konsumsi untuk mengatasi sakit kepala, diubah menjadi morfin oleh enzim hati. Morfin kemudian meredakan nyeri dengan mengikat reseptor kimia di otak. Namun, variasi pada gen yang mengkode enzim ini dapat memengaruhi seberapa efisien enzim tersebut memproses obat. Dalam kasus kodein, beberapa orang mungkin tidak dapat mengubah kodein menjadi morfin yang cukup untuk mengurangi sakit kepala mereka, sedangkan beberapa orang mungkin mengubah kodein menjadi begitu banyak morfin sehingga mengurangi sakit kepala mereka tetapi juga mencapai tingkat toksik dalam tubuh mereka.
Baca juga  Perawatan pendinginan mengurangi epilepsi pada anak-anak
Sekitar 1 dari 10 orang keturunan Eropa tidak mampu mengubah kodein menjadi morfin. Hal ini karena mereka memiliki varian genetik pada gen yang menghasilkan enzim yang tidak efisien. Sebagian kecil orang memiliki banyak salinan gen yang menyebabkan mereka menjadi ‘super-metaboliser’ dan berisiko mengalami keracunan morfin. Enzim-enzim hati utama yang terlibat dalam respons kita terhadap obat-obatan disebut enzim sitokrom-P450. Akan tetapi, ada banyak jenis enzim sitokrom-P450 dan banyak variasi dalam cara enzim-enzim tersebut memproses obat-obatan yang berbeda pada orang yang berbeda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *