Presiden Kolombia menuntut penyelidikan atas pembelian perangkat lunak mata-mata Pegasus
Kekhawatiran presiden mencerminkan pola yang lebih luas dari pemerintah yang memanfaatkan perangkat mata-mata untuk tujuan yang tidak demokratis dan meningkatkan kekhawatiran tentang potensi penyalahgunaan kekuasaan dan sumber daya.
Presiden Kolombia Gustavo Petro telah meminta penyelidikan atas pembelian perangkat lunak mata-mata Pegasus senilai $11 juta oleh pemerintahan sebelumnya. Ia mengemukakan kekhawatiran bahwa perangkat lunak mata-mata tersebut, yang dikenal untuk meretas telepon tokoh oposisi dan jurnalis, mungkin telah digunakan untuk menargetkan lawan politik. Petro mempertanyakan bagaimana sejumlah besar uang tunai diangkut ke Israel untuk membeli perangkat lunak yang dirancang untuk memata-matai komunikasi pribadi ini.
Dalam siaran televisi, Petro menyatakan kekhawatirannya tentang apakah ia atau politisi lain di Kolombia sedang diawasi, mempertanyakan justifikasi hukum atas tindakan tersebut. Ia telah meminta Unit Informasi dan Analisis (UIAF) dan polisi untuk memberikan dokumen yang relevan dan menyerahkan perangkat lunak tersebut kepada jaksa agung untuk penyelidikan menyeluruh.
Presiden Petro menekankan perlunya transparansi, dengan menyatakan bahwa warga negara harus percaya bahwa negara menghormati hak-hak mereka. Ia berjanji untuk mengungkap rincian lengkap pembelian tersebut dan memastikan akuntabilitas.