7 Obat Penenang yang Aman Dikonsumsi Dengan Anjuran Dokter
Mengkonsumsi obat penenang bisa jadi salah satu solusi untuk mengatasi Anxiety atau gangguan kecemasan, serangan panik bahkan insomnia. Dan pada kesempatan kali ini kami akan membagikan rekomendasi obat penenang yang aman dikonsumsi sesuai dengan anjuran dokter.
Sebagai informasi dimana penggunaan obat penenang, atau yang dikenal sebagai anxiolytics, merupakan hal yang serius dan perlu dipertimbangkan dengan cermat bersama dengan anjuran dari dokter dimana obat ini salah satu jenis obat yang harus diawasi penggunaanya secara bebas.
Di antara berbagai jenis obat yang tersedia, ada beberapa yang dianggap aman untuk dikonsumsi asalkan sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh tenaga medis yang kompeten. Dokter biasanya akan melakukan evaluasi mendalam terhadap kondisi fisik dan mental pasien sebelum meresepkan obat penenang, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti riwayat kesehatan, reaksi terhadap obat-obatan sebelumnya, dan kondisi kesehatan yang sedang dialami.
Adapun fungsi dari obat penenang adalah untuk memperlambat aktivitas sel-sel otak, sehingga tubuh bisa menjadi lebih rileks. Namun walaupun begitu, obat ini bisa menyebabkan kecanduan atau efek samping serius. Oleh karena itu, konsumsinya harus berdasarkan resep atau pengawasan dokter.
Contents
Obat Penenang yang Aman Dikonsumsi Dengan Anjuran Dokter
Diazepam
Diazepam tergolong obat penenang jenis benzodiazepine, sama seperti alprazolam. Obat ini umumnya digunakan untuk mengatasi gangguan kecemasan, mengurangi kaku otot, dan meredakan kejang. Diazepam juga terkadang diberikan sebelum operasi dilakukan agar tubuh lebih rileks.
Diazepam merupakan obat resep dan tidak dianjurkan untuk dikonsumsi jangka panjang atau lebih dari 4 minggu. Obat ini bisa memberikan efek samping berupa kantuk, bahkan sesak napas apabila konsumsinya tidak sesuai dosis.
Alprazolam
Obat penenang ini biasanya diresepkan untuk mengatasi gangguan panik, gangguan kecemasan, dan susah tidur. Cara kerja alprazolam adalah dengan meningkatkan aktivitas GABA (gamma aminobutyric acid) di sistem saraf pusat yang bisa memberi efek menenangkan dan mengurangi kecemasan.
Alprazolam umumnya digunakan dalam jangka pendek, karena bisa memberikan efek kecanduan. Ini karena alprazolam termasuk dalam jenis obat penenang benzodiazepine. Sebuah studi menunjukkan bahwa ada efek kecanduan pada 40% pasien yang menerima obat golongan ini selama 4–8 bulan.
Untuk mencegah adiksi dan sindrom putus obat, dokter biasanya tidak akan langsung meminta Anda menghentikan penggunaan alprazolam, melainkan menurunkan dosisnya secara perlahan, kemudian menghentikannya.
Chlordiazepoxide
Selanjutnya adalah obat penenang yang harus dikonsumsi berdasarkan resep dokter. Chlordiazepoxide umumnya diresepkan untuk meredakan kecemasan dan agitasi karena penghentian konsumsi minuman beralkohol. Namun, obat penenang ini terkadang juga diberikan untuk mengobati sindrom iritasi usus besar.
Lansia kurang dianjurkan untuk mengonsumsi chlordiazepoxide. Pasalnya, pemberian obat ini pada lansia dianggap kurang aman atau tidak seefektif obat lain, seperti alprazolam dalam dosis rendah, untuk mengatasi kondisi yang sama.
Lorazepam
Lorazepam merupakan salah satu obat penenang yang aman dikonsumsi untuk mengatasi gangguan kecemasan dan gangguan tidur. Cara kerja obat ini mirip dengan alprazolam, yaitu meningkatkan aktivitas GABA di sistem saraf pusat sehingga mampu memberikan efek tenang.
Lorazepam juga termasuk obat resep, sehingga untuk mengonsumsinya Anda harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Biasanya, dokter akan meresepkan obat ini untuk dikonsumsi dalam jangka pendek, yaitu tidak lebih dari 4 minggu.
Efek menenangkan dari lorazepam akan mulai dirasakan sekitar 20–30 menit setelah dikonsumsi dan akan bertahan selama 6–8 jam. Selain lorazepam, obat yang masih segolongan dengannya yaitu nimetazepam atau umum disebut happy five, tapi obat penenang ini termasuk sering menyebabkan kecanduan dan efek yang serius.
Primidone
Selain digunakan untuk meredakan kejang, primidone juga dapat dipakai untuk mengatasi kecemasan karena dapat memberikan efek tenang. Cara kerja obat yang termasuk dalam golongan barbiturat ini mirip dengan benzodiazepine, sehingga bisa membuat tubuh menjadi lebih rileks.
Walaupun begitu, obat ini biasanya diresepkan jika obat golongan benzodiazepine tidak efektif meredakan kecemasan. Ini karena potensi efek samping dari obat golongan barbiturat lebih tinggi dibandingkan benzodiazepine. Jadi, konsumsilah primidone sesuai saran dokter agar efek samping obat ini bisa diminimalkan.
Beberapa efek samping dari konsumsi primidone selain kantuk adalah pusing, mual, muntah, nafsu makan hilang, dan penglihatan ganda. Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter jika keluhan tesebut dirasakan, apalagi jika sudah mengganggu aktivitas atau memicu efek yang berat, seperti sesak napas dan pingsan.
Zolpidem
Zolpidem termasuk dalam golongan obat penenang yang biasa diresepkan untuk menangani insomnia. Obat ini bisa membantu anda menjadi lebih rileks atau tenang, sehingga Anda bisa tidur lebih cepat dan nyenyak.
Zolpidem bisa memberikan efek kantuk, sehingga Anda dianjurkan untuk mengonsumsi obat ini ketika tidur. Obat ini tidak boleh dikonsumsi lebih dari 12,5 mg per hari. Jadi, konsultasikan ke dokter terkait dosis yang tepat dan sesuai kondisi Anda.
Beberapa efek samping dari konsumsi zolpidem, yaitu pusing, agitasi, dan halusinasi. Jika efek samping tersebut anda rasakan, segeralah konsultasikan ke dokter, terlebih jika efek samping tersebut terjadi secara terus-menerus atau makin memburuk.
Amobarbital
Dan terakhir obat ini masih tergolong obat barbiturat dimana amobarbital merupakan obat penenang yang umumnya digunakan untuk mengatasi insomnia. Namun, penggunaannya hanya boleh dalam jangka pendek agar tidak membuat penderitanya mengalami ketergantungan.
Selain ketergantungan, konsumsi amobarbital juga dapat menimbulkan beberapa efek samping, seperti kantuk pusing, mual, muntah, sembelit, agitasi, bahkan halusinasi.
Inilah alasan mengapa amobarbital perlu dikonsumsi berdasarkan resep dokter agar mendapatkan dosis yang tepat dan sesuai dengan kondisi. Dengan begitu, anda tidak mengalami ketergantungan dan menurunkan risiko munculnya efek samping.
Demikian informasi mengenai rekomendasi obat penenang yang aman dikonsumsi sesuai dengan anjuran dokter. Semoga berguna dan bermanfaat.