Meta menentang persyaratan lisensi media sosial baru Malaysia
Raksasa teknologi itu berpendapat proposal tersebut perlu menyediakan pedoman yang lebih tepat dan lebih banyak waktu untuk kepatuhan.
Meta Platforms telah menyatakan kekhawatirannya atas rencana Malaysia untuk mewajibkan platform media sosial memperoleh lisensi regulasi paling lambat 1 Januari 2025. Regulasi baru pemerintah Malaysia tersebut bertujuan untuk memerangi ancaman daring seperti penipuan, perundungan siber, dan kejahatan seksual. Akan tetapi, direktur kebijakan publik Meta untuk Asia Tenggara, Rafael Frankel, mengkritik jadwal tersebut, dengan menyatakan bahwa jadwal tersebut “sangat dipercepat” dan tidak memiliki pedoman yang jelas, sehingga berpotensi menghambat inovasi digital dan pertumbuhan ekonomi.
Malaysia mengumumkan pada bulan Juli bahwa semua media sosial atau layanan pesan dengan lebih dari delapan juta pengguna harus mematuhi kebijakan tersebut atau menghadapi konsekuensi hukum. Kebijakan tersebut telah memicu reaksi keras dari kelompok industri, termasuk Meta, yang meminta pemerintah pada bulan Agustus untuk mempertimbangkan kembali. Menteri Komunikasi Fahmi Fadzil menegaskan kembali bahwa perusahaan teknologi harus mematuhi hukum setempat untuk terus beroperasi di Malaysia, yang menandakan tidak ada rencana untuk menunda.
Frankel menekankan bahwa Meta belum memutuskan apakah akan mengajukan permohonan lisensi karena kerangka regulasi yang tidak jelas, seraya menunjukkan bahwa regulasi serupa biasanya memerlukan waktu bertahun-tahun untuk diselesaikan guna menghindari terhambatnya inovasi. Sementara Kementerian Komunikasi Malaysia belum memberikan komentar, Fahmi baru-baru ini bertemu dengan perwakilan Meta, mengucapkan terima kasih atas kerja sama mereka tetapi mendesak tindakan lebih lanjut terhadap konten yang berbahaya, khususnya yang menyangkut anak di bawah umur.
Meta telah menyatakan komitmen bersama terhadap keselamatan daring dan bekerja sama dengan otoritas Malaysia untuk menghapus konten yang berbahaya. Frankel berpendapat bahwa Meta sudah memprioritaskan keselamatan daring dan tidak memerlukan kerangka kerja perizinan. Meskipun masih ada kekhawatiran, Meta berharap dapat bekerja sama dengan pemerintah untuk menemukan jalan tengah terkait peraturan tersebut sebelum penerapan.
Mengapa ini penting?
Sikap tegas Malaysia terhadap konten daring yang berbahaya muncul sebagai respons terhadap meningkatnya masalah terkait media sosial . Pemerintah telah lantang meminta platform seperti Meta dan TikTok untuk mengintensifkan pemantauan konten , terutama terkait perjudian, penipuan, perlindungan anak, perundungan siber, dan topik sensitif terkait ras, agama, dan royalti.