Bagaimana Saya Menjadi Seorang Penemu (dan Bagaimana Anda Juga Bisa
Saya, Suhani Dalela, merasa cukup beruntung bisa menyebut diri saya sebagai seorang penemu — seorang penemu alat bantu mobilitas untuk para lansia, seorang pemecah masalah dalam krisis sampah kotak kardus, dan seorang inovator yang berupaya meningkatkan kestabilan tongkat bagi para penyandang tuna netra.
Saya telah Menemukan Banyak Pelajaran
Saya tumbuh di Ann Arbor, Michigan, dekat dengan Museum Henry Ford, tempat diselenggarakannya Konvensi Penemuan . Berpartisipasi membuat saya melihat diri saya dengan cara baru. Meskipun kata “penemu” terasa berat, yang saya perlukan untuk menyadari bahwa saya juga bisa menjadi penemu adalah melihat kesederhanaan proyek saat berpartisipasi dalam Konvensi Penemuan.
Saya tidak mengatakan ini untuk meremehkan kerja keras yang dilakukan para pesaing di Invention Convention dalam proyek mereka, atau keseriusan masalah yang mereka coba selesaikan. Sebaliknya, yang dihargai oleh Invention Convention adalah kerja keras yang dilakukan dalam proses yang menghasilkan penemuan yang indah, sederhana, dan mudah digunakan — jenis yang terbaik.
Di RTX Invention Convention US Nationals 2024, peran saya berubah dari seorang penemu menjadi seorang penyelidik. Sebagai reporter mahasiswa, saya menyelidiki proses di balik kreasi menakjubkan yang dibawa mahasiswa ke museum. Hal pertama yang menarik perhatian saya adalah semangat mahasiswa saat berbicara tentang proses di balik penemuan mereka.
Motivasi di balik perjalanan panjang menuju inovasi dapat benar-benar datang dari mana saja, dari diri sendiri hingga orang-orang terkasih hingga kisah menyayat hati yang terlihat di TV. Namun, semakin dekat kisah seseorang dengan hati siswa, semakin besar tujuan mereka dalam mengerjakan proyek tersebut, dan semakin besar kegembiraan yang mereka sampaikan. Misalnya, sebuah penemuan yang dibuat untuk nenek seseorang menonjol secara signifikan karena hubungannya dengan orang yang dicintainya.
Pola lain yang jelas terlihat pada siswa yang saya wawancarai adalah seberapa cepat dan antusias mereka mempelajari keterampilan dan pengetahuan baru. Perjalanan yang paling mengejutkan adalah para siswa yang menentang pembelajaran STEM dan akhirnya menemukan jalur masa depan di dalamnya setelah melalui proses penemuan.
Kisah-kisah ini memperkuat keyakinan saya (yang berakar pada pengalaman saya) bahwa pembelajaran berbasis proyek, seperti mempelajari keterampilan dengan menciptakan penemuan, menghasilkan pembelajaran yang paling mendalam dan menyenangkan. Para guru yang saya wawancarai sebagai reporter mahasiswa merasakan hal yang sama, menyatakan bahwa praktik mengajar mereka lebih berhasil ketika mengikuti jalur pendidikan inovasi di kelas mereka.
Semua dampak pendidikan inovasi bermula dari satu pengalaman inti—kegagalan. Ketika saya mengerjakan Sitter Upper (alat bantu mobilitas untuk orang tua), setiap tahap yang saya “gagalkan” membuat saya menemukan aspek lain dari masalah yang dapat saya selesaikan dengan kreasi saya. Para pendidik dan siswa Konvensi Penemuan mendorong gagasan untuk menyingkirkan rasa takut akan kegagalan, yang pada dasarnya menjadikan kompetisi sebagai ruang yang aman untuk belajar dengan menekankan proses daripada hasil akhir. Prototipe penemuan pertama saya—peningkat energi berbasis akupresur yang terbuat dari styrofoam dan kain—belum sepenuhnya siap untuk dipasarkan. Namun, fokus para juri pada proses daripada hasil akhir membuat saya meraih juara kedua di tingkat nasional.
Pendidikan penemuan mendorong pembelajaran interdisipliner melalui presentasi produk, video promosi, dan penjelasan teknologi serta ilmu yang mendukung produk tersebut. Dengan melibatkan persyaratan seperti membuat logo produk, nama produk, dan papan poster/produk yang estetis serta kebebasan dalam pemilihan masalah, program seperti Konvensi Penemuan mengubah STEM menjadi STEAM (Sains, Teknologi, Teknik, Seni, dan Matematika). Melalui transformasi ini, kompetisi penemuan mengumpulkan populasi pesaing yang beragam dan menyatukan mereka yang sebelumnya terpisah oleh perbedaan minat.
Baik sebagai pelajar, pendidik, orang tua, atau individu yang ingin tahu, pendidikan penemuan merevolusi pembelajaran dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh jalur pembelajaran lain. Sebagai seorang penemu, mentor bagi penemu pemula, dan peneliti pendidikan penemuan, saya memiliki pengalaman dalam Konvensi Penemuan yang tidak dapat diduplikasi di tempat lain, dan pengalaman tersebut telah membantu saya tumbuh sebagai pribadi dan pembelajar yang tidak ada duanya.