6 Cara Pendidik Dapat Mencegah Bullying di Sekolah
Pikirkan tentang kelas Anda. Sekarang bayangkan siswa Anda. Kemungkinannya, satu dari lima siswa pernah diganggu. Sebagai seorang pendidik, apa yang dapat Anda lakukan untuk mengatasinya?
Menurut Pusat Pendidikan Nasional, pada tahun 2016 lebih dari 20 persen siswa melaporkan telah ditindas.
Ini adalah statistik yang mengejutkan; terutama jika mempertimbangkan banyaknya cara perundungan dapat memengaruhi kesejahteraan siswa. Anak-anak yang menjadi sasaran perundungan sering kali mengalami prestasi yang buruk di sekolah, masalah tidur, kecemasan, dan depresi. Dan jangan lupakan siswa yang melakukan perundungan—mereka memiliki risiko yang jauh lebih tinggi terhadap sejumlah besar masalah yang dapat berlanjut hingga dewasa, mulai dari perilaku kekerasan hingga penyalahgunaan zat.
Sebagai seorang pendidik, apa yang dapat Anda lakukan untuk memberikan dampak? Bagaimana Anda dapat menciptakan iklim kelas yang mencegah perundungan, tetapi juga menerapkan intervensi yang menghentikan perilaku tersebut pada tahap awal? Kami berbicara dengan para ahli dalam pendidikan dan konseling kesehatan mental untuk menghasilkan enam strategi ini.
1. Ajarkan kebaikan dan empati.
Jika siswa mampu mendekati gagasan dan masalah dari berbagai perspektif, kecil kemungkinan mereka akan menindas orang lain.
Sejak usia dini, siswa harus berpartisipasi dalam kegiatan yang meningkatkan pembelajaran sosial-emosional. Sebagai guru, temukan cara untuk membantu anak-anak memahami dan menghargai identitas mereka sendiri dan orang lain. Untuk melakukan ini diperlukan empati dan kebaikan, dua keterampilan yang menurut para pendidik seperti Susan Patterson , yang memimpin kursus cyberbullying di Lesley University, dapat diajarkan.
“Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain, dan guru perlu menanamkan keterampilan ini ke dalam kurikulum mereka,” kata Patterson. “Kita perlu melakukan pekerjaan identifikasi dengan anak-anak sejak dini sehingga anak-anak tahu siapa mereka dan siapa orang lain serta apa tempat mereka di dunia.”
Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan mengajak anak-anak berkumpul dan membicarakan perbedaan mereka. Biarkan mereka berlatih menyelesaikan konflik, mengatasi masalah, dan membangun pemahaman mereka terhadap orang-orang di sekitar mereka.
2. Ciptakan peluang untuk terhubung.
Memupuk rasa kebersamaan di kelas Anda dapat menurunkan kejadian penindasan dan memfasilitasi penyembuhan bagi siswa yang menjadi sasaran.
Penelitian menunjukkan bahwa ketika siswa yang menjadi sasaran merasa terhubung dengan teman sebaya, mereka lebih mampu menghadapi penindasan. Penelitian juga menunjukkan bahwa mengajarkan siswa untuk berbicara ketika mereka menyaksikan perilaku penindasan, dan mengambil sikap terhadapnya, dapat mengurangi situasi penindasan di masa mendatang hingga lebih dari 50 persen.
“Semuanya tentang koneksi,” kata Nancy Beardall , yang membuat dan menerapkan kurikulum pencegahan perundungan di Newton Public Schools. “Ketika siswa merasa terhubung dengan teman sebaya, sekolah, dan komunitas mereka, mereka akan menjadi lebih baik.”
Di kelas, mulailah dengan menciptakan tempat yang aman bagi siswa untuk mengekspresikan diri dan merasa didengarkan. Kembangkan kemampuan siswa untuk membela diri sendiri maupun orang lain. Di luar kelas, fasilitasi kesempatan untuk penguatan positif dengan membantu siswa terlibat dalam kegiatan sepulang sekolah yang sesuai dengan hobi dan minat mereka.
3. Mengidentifikasi ‘perilaku gerbang’.
Para peneliti menemukan bahwa perilaku kecil sering kali dapat menjadi tanda awal pola bullying. Sering kali diabaikan oleh para pendidik yang sudah memiliki banyak hal yang harus dilakukan, indikator ini, yang disebut “perilaku awal”, bisa jadi sulit dideteksi. Namun, jika Anda dapat mengenalinya sejak dini, ada kemungkinan Anda dapat mencegah perilaku bullying berkembang di kemudian hari. Sebagai seorang pendidik, berikut ini adalah beberapa perilaku utama yang harus Anda perhatikan:
- Memutar mata
- Menatap dalam waktu lama
- Kembali berputar
- Tertawa dengan kejam/mendorong orang lain untuk tertawa
- Nama-nama panggilan
- Mengabaikan atau mengecualikan
- Menyebabkan kerusakan fisik
- Spionase
- Menguntit